PREDIKSI SGP — PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) resmi menyerahkan rancangan restrukturisasi utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) kepada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Dengan penyerahan itu, seluruh proses penyelesaian kewajiban finansial proyek Whoosh kini berada di bawah koordinasi Danantara.
Direktur Utama KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi, enggan membeberkan detail skema yang sedang dibahas. Ia mengatakan bahwa pihaknya mengikuti sepenuhnya arahan dan mekanisme yang ditetapkan Danantara.
“Untuk restrukturisasi kami serahkan sepenuhnya ke Danantara. KCIC berada di bawah Danantara, jadi semua mekanisme dan skemanya biar mereka yang memutuskan,” ujar Dwiyana usai menghadiri pertemuan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (17/11/2025).
Dwiyana menegaskan kedatangannya ke kantor Kemenko Perekonomian tidak berkaitan langsung dengan pembahasan utang. Ia menyebut hanya berdiskusi informal dengan salah satu deputi, sambil menegaskan bahwa KCIC mengikuti kebijakan satu pintu lewat Danantara.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan bahwa pemerintah membuka kemungkinan menanggung sebagian biaya operasional Whoosh melalui skema public service obligation (PSO). Artinya, ada porsi tertentu dari utang KCIC yang berpotensi dibiayai negara.
“Untuk Whoosh, memang ada bagian PSO yang akan ditanggung pemerintah,” ujar perwakilan pemerintah usai bertemu Presiden di Istana Negara, Rabu (5/11/2025).
Meski demikian, pemerintah belum membeberkan skema final mengenai bagaimana kewajiban itu akan dialokasikan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ataupun pos pembiayaan lain. Danantara bersama pihak Cina masih menyusun formula pembayaran yang sesuai regulasi dan kebutuhan proyek.
Di sisi lain, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menuturkan preferensinya agar APBN tidak digunakan untuk melunasi utang proyek Whoosh. Ia berpendapat anggaran negara sebaiknya difokuskan untuk pembangunan infrastruktur yang lebih luas seperti jalan, jembatan, dan proyek prioritas lainnya.
“Kalau saya pribadi, lebih baik tidak memakai APBN,” ujarnya dalam acara media briefing, Jumat (14/11/2025).
Menurutnya, beban utang idealnya ditanggung oleh KCIC maupun BPI Danantara. Pemerintah, kata Purbaya, dapat berperan dalam pendanaan infrastruktur dasar, sedangkan komponen operasional dan sarana seharusnya menjadi tanggung jawab badan pengelola proyek.
“Sepertinya kecenderungan kita adalah membayar infrastrukturnya saja. Untuk sarana dan operasionalnya bukan dari APBN,” tambahnya.
Meski begitu, ia mengakui pemerintah tetap harus mengikuti arahan Presiden. Pembahasan mengenai skema final pembayaran utang Whoosh pun hingga kini masih berlangsung.
“Kita menunggu keputusan pimpinan. Diskusinya berjalan, tetapi kesimpulan akhirnya belum ditetapkan,” kata Purbaya.