TVTOGEL — Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menerima gelar kehormatan “Petua Panglima Hukom Nanggroe” dari Lembaga Wali Nanggroe Aceh. Penganugerahan ini diberikan sebagai bentuk penghargaan atas kontribusinya dalam menjaga stabilitas hukum, keamanan, dan ketenteraman di Tanah Rencong.
Alasan Pemberian Gelar untuk Tito Karnavian
Anggota Majelis Tuha Peut Wali Nanggroe, Syahrizal Abbas, menjelaskan bahwa pemberian gelar tersebut melalui proses kajian mendalam dan pertimbangan dari berbagai aspek. Menurutnya, Tito dianggap memiliki dedikasi luar biasa dalam menciptakan kedamaian dan stabilitas politik di Aceh, terutama saat menjabat Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) pada periode 2016–2019.
“Beliau telah memberikan perhatian besar terhadap kepentingan Aceh dan turut menjaga ketertiban serta penegakan hukum, khususnya saat Pilkada Aceh 2017,” ujar Syahrizal, Kamis (13/11/2025).
Ia menambahkan, kontribusi Tito tidak berhenti saat masa jabatannya di kepolisian berakhir. Ketika menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri, Tito dinilai tetap menunjukkan komitmen tinggi terhadap pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Aceh. Karena itulah, lembaga adat merasa layak menganugerahkan gelar kehormatan tersebut.
Makna Filosofis Gelar Petua Panglima Hukom Nanggroe
Menurut Syahrizal, gelar Petua Panglima Hukom Nanggroe memiliki makna mendalam. Secara filosofis, gelar ini melambangkan pemimpin tertinggi dalam urusan hukum dan keadilan di wilayah Nanggroe Aceh Darussalam.
“Gelar ini merupakan simbol penghormatan dan tanggung jawab moral terhadap masyarakat Aceh. Prof. Tito adalah satu-satunya tokoh yang pernah menerima gelar tersebut dari lembaga Wali Nanggroe,” jelasnya.
Secara historis, jabatan Petua Panglima Hukom Nanggroe merupakan posisi penting dalam sistem hukum adat Aceh. Tokoh dengan gelar ini diharapkan menjaga nilai-nilai keadilan, adat, dan kedamaian dalam kehidupan masyarakat.
Prosesi Penganugerahan Gelar untuk Tito Karnavian
Penyerahan gelar kehormatan adat Aceh kepada Tito Karnavian berlangsung pada Rabu (12/11/2025) di Pendopo Wali Nanggroe Aceh. Dalam prosesi tersebut, Malik Mahmud Al Haythar selaku Wali Nanggroe Aceh secara langsung menyematkan selempang kehormatan kepada Tito.
Upacara berlangsung khidmat dan dihadiri sejumlah pejabat daerah, tokoh masyarakat, serta perwakilan lembaga adat. Pemberian gelar ini juga menjadi momentum simbolik hubungan baik antara pemerintah pusat dan masyarakat Aceh, terutama dalam bidang penegakan hukum dan tata kelola pemerintahan.
Penghargaan untuk Dedikasi dan Komitmen
Syahrizal menegaskan, gelar yang diterima Tito bukan sekadar simbol seremonial, melainkan pengakuan atas dedikasi nyata dan kontribusi jangka panjangnya terhadap Aceh.
“Belum pernah sebelumnya ada tokoh yang menerima gelar seperti ini. Hanya Prof. Tito Karnavian yang kami nilai pantas mendapatkannya,” ucapnya.
Dengan penyematan gelar “Petua Panglima Hukom Nanggroe”, Tito kini memikul tanggung jawab moral untuk terus mendukung penguatan hukum dan pemerintahan yang berkeadilan di Aceh.
Makna Penganugerahan Ini bagi Aceh dan Pemerintah Pusat
Penganugerahan gelar kehormatan kepada Mendagri Tito mencerminkan pengakuan masyarakat adat terhadap upaya pemerintah pusat dalam menjaga kedaulatan hukum dan stabilitas daerah. Hal ini juga menjadi bukti bahwa kolaborasi antara pemerintah nasional dan daerah otonom seperti Aceh bisa berjalan selaras dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).